Kamis, 08 April 2010

Jika Semua Tidak Berjalan Semestinya..


Banyak sekali kisah ku yang begitu jauh dari angan, impian, harapan, dan perencanaan. Bahkan ada beberapa yang melenceng dari perkiraan, padahal segala daya upaya telah kulakukan untuk mengimplementasikan perencanaan. Saat-saat seperti itu, memang paling enak dihabiskan dengan memelas diri, mencari pembenaran, atau bahkan menyalahkan orang lain.
Pernah tahun lalu, aku menghabiskan waktuku untuk suatu pekerjaan. Uang, tenaga, dan pikiran kucurahkan, ditambah lagi senyuman. Karena hatiku pun kuletakkan di pekerjaan itu, maka lelah yang timbul seperti tidak terasa. Padahal, saat itu tidak ada orang yang mendukung apa yang ku rencanakan dan lakukan.

Yang terjadi kemudian memang begitu menyesakkan hati, singkat kata pekerjaanku gagal. Bukan saja gagal, namun juga memberi ekses yang tidak disangka-sangka, hubungan ku dengan rekan se tim menjadi rusak, karena mereka berdiri di tempat lain sebagai pengamat dan penilai. Maka lengkap lah semua, waktu terasa sia-sia, lelah datang, uang habis, sindiran terdengar di sana-sini, dan teguran keras dari pimpinan. Maka ego ku pun bereaksi, aku bangkit menjawab satu persatu 'masalah' yang muncul di depan muka ku. Aku mulai mencari-cari pembenaran, bahwa rencana yang ku lakukan sudah ku pikirkan matang-matang sejak awal; bahkan beralih menyalahkan tim yang tidak mendukung, pimpinan yang hanya menuntut, rekan-rekan yang bodoh dan keras kepala, sampai kepada Tuhan yang lebih membela orang malas yang bahkan tidak melakukan apa-apa. Bisa dibayangkan, aku mengharapkan pembelaan, maka satu persatu ku seret orang-orang ke dalam masalah ku. Ku telepon si Anu, ku temui si Ani, nginap di rumah si Ucok, seharian di rumah si Butet. Pokok diskusinya cuma satu: AKU PASTI BERHASIL SEANDAINYA DIA, MEREKA,..

Aku tertarik menulis catatan ini untuk berbagi tentang sikap hati. Aku tahu sejak awal bahwa ini mimpiku, dan tidak semua orang setuju kepada mimpiku, karena ini mimpiku, bukan mimpi mereka. Sejak awal aku tahu, aku hanya sendiri, kemampuan ku terbatas. Tapi aku tetap mengerjakannya. Aneh jika akhirnya aku menyalahkan orang lain ketika segala sesuatunya tidak berjalan sebagaimana mestinya. Seandainya aku menghabiskan waktu untuk berdiam diri dan mengevaluasi perencanaan ku, pasti lebih bermakna. Karena semua orang pernah gagal, tidak semua orang mendapati mimpinya dalam genggaman nya. Sikap hati yang ku ambil ketika seluruh perencanaan matang dan pekerjaan habis-habisan yang ku lakukan menemukan kegagalan, menentukan kelanjutan perjalananku. Aku harus yakin, perjalananku belum berakhir, aku bisa beristirahat dahulu, menghela napas, dan mendengarkan dengan saksama cibiran orang lain sebagai evaluasi dan teguran pimpinan sebagai tuntunan. Nanti aku akan kembali, dengan tenaga yang sudah pulih, pikiran yang lebih sehat, dan perencanaan yang semakin sempurna, maka pekerjaanku akan lebih baik dari sebelumnya.

Aku berbagi, karena aku tahu ketika 'semua hal yang tidak berjalan sebagaimana mestinya' direspon dengan salah, hanya akan mendatangkan kekecewaan berlipat.
"TERLALU BANYAK ORANG YANG MEMILIKI SEGUDANG POTENSI HARUS MUNDUR DAN LAYU HANYA KARENA SEPULUH KEGAGALAN PERTAMA, TANPA TAHU BAHWA KEGAGALAN DEMI KEGAGALAN ITU JUSTRU AKAN MENJADI KUNCI UNTUK MENCAPAI SERATUS KEMENANGAN BERIKUTNYA"

--Tagesi

Tidak ada komentar: