Kamis, 08 April 2010

DIA ADALAH TUHAN ALAM SEMESTA; BUKAN HANYA TUHAN GEREJA


Sudah lama hatiku risau melihat semakin tenggelamnya iman kepada dua ekstrem. Ekstrem ini nyata pada dua sikap: LArut atau terpisah.. Ibarat minyak dan air dalam gentongan dibanding dengan segelas teh manis dingin.Justify Full

Tuhan yang kita sembah adalah pencipta alam semesta, DIA bekerja penuh kuasa dengan cakupan semesta. Mata NYA menjelajah ke seluruh bumi.

Mzm133: 4-15
Sebab firman TUHAN itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. 5 Ia senang kepada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia TUHAN. 6 Oleh firman TUHAN langit telah dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya segala tentaranya. 7 Ia mengumpulkan air laut seperti dalam bendungan, Ia menaruh samudera raya ke dalam wadah. 8 Biarlah segenap bumi takut kepada TUHAN, biarlah semua penduduk dunia gentar terhadap Dia! 9 Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada. 10 TUHAN menggagalkan rencana bangsa-bangsa; Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa; 11 tetapi rencana TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun. 12 Berbahagialah bangsa, yang Allahnya ialah TUHAN, suku bangsa yang dipilih-Nya menjadi milik-Nya sendiri! 13 TUHAN memandang dari sorga, Ia melihat semua anak manusia; 14 dari tempat kediaman-Nya Ia menilik semua penduduk bumi. 15 Dia yang membentuk hati mereka sekalian, yang memperhatikan segala pekerjaan mereka.

Luar biasa, TUHAN yang kita sembah bukanlah penguasa yang duduk-duduk di tahtanya, TUHAN yang kita puja bukanlah TUHAN yang senang dan ngiler hanya pada puja-puji penyembahan kita, DIA bukanlah sekedar penikmat 'ritual persembahan'. DIA BEKERJA.. DIA masih bekerja, dan pekerjaan nya bukanlah terbatas pada 'penyembah-penyembah'; apa yang dilakukanNYA bukanlah kompensasi dari sesajen yang diberikan kepada NYA. DIA menilik semua penduduk bumi, dan mengerjakan yang baik di tengah-tengah mereka.

Mzm146: 7-9
Dia yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya; yang tetap setia untuk selama-lamanya, 7 yang menegakkan keadilan untuk orang-orang yang diperas, yang memberi roti kepada orang-orang yang lapar. TUHAN membebaskan orang-orang yang terkurung, 8 TUHAN membuka mata orang-orang buta, TUHAN menegakkan orang yang tertunduk, TUHAN mengasihi orang-orang benar. 9 TUHAN menjaga orang-orang asing, anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya. 10 TUHAN itu Raja untuk selama-lamanya, Allahmu, ya Sion, turun-temurun! Haleluya!

TUHAN kita ada di tengah-tengah bangsa, di tengah-tengah umatNYA, bekerja di antara miliaran manusia. DIA tidak meringkuk di balik altar gereja. DIA tidak berpangku tangan di atas ketidak adilan yang menganga. Meskipun semua yang terjadi menyusahkan pikiran NYA, memedihkan hati NYA, dan memisahkan NYA dari ciptaan NYA, karya NYA, wujud kasih NYA, cermin kemuliaan NYA. Bahkan karena kepedihan hati NYA itulah, IA turun menjadi manusia, merelakan nyawa di atas kayu salib, dan bangkit dengan kemenangan. Kemenangan yang memberi kita kuasa, kuasa yang dapat mengubah hati bangsa-bangsa, yang menjadi jawaban bagi dunia.

Jadi jelas, TUHAN yang (aku) kita sembah, tidak senang berada lama-lama di gereja, DIA tidak suka berbasa-basi di persekutuan-persekutuan, DIA enggan melawat orang-orang 'suci' yang membahas kitab-kitabNYA dengan mulut berbuih namun tanpa aksi.

TUHAN yang (aku) kita sembah, adalah TUHAN yang malu melihat tingkah kaum munafik yang 'berjuang membela tuhan'. TUHAN yang mana? Sedang TUHAN yang mereka bela, menyingsingkan lengan jubah NYA, turun tangan membela kaum lemah, bekerja sambil menangis membalut tubuh penuh luka dari ciptaan NYA, yang di bom, di rajam, di pukul, dan di bakar, atas nama agama.

TUHAN yang (aku) kita sembah, mungkin sedang bekerja sendiri menyemangati dosen dan guru di
gedung-gedung kampus dan sekolah, berlari kesana kemari di kantor-kantor pemerintah, mengunjungi satu persatu tempat tidur di rumah-rumah sakit, berlutut melerai di medan-medan pertempuran. dan berteriak-teriak akan kejujuran di perusahaan-perusahaan, dan mengelus-elus dada mendengar teriakan dan makian di Senayan.

DIA tidak lagi nyaman berada di gereja, DIA tidak lagi tersenyum melihat kantong-kantong persembahan yang terkumpul. TUHAN, YA TUHAN MUAK MENDENGAR DOA-DOA DAN NYANYIAN KITA..

DIA menangis, karena selagi kita berkumpul, tidak ada gereja di kantor-kantor, tidak ada gereja di sekolah dan kampus, tidak ada gereja di pasar, tidak ada gereja di gedung-gedung pemerintah. Penyembah-penyembah TUHAN merasa bahwa TUHAN nya cukup puas akan ayat hafalan, dan tersenyum akan ktp nya yang berlabel kristen.

TUHAN yang kita sembah sedang susah hati, DIA memanggil bahkan meneriakkan nama kita:
“KAMU ADALAH GARAM DUNIA… KAMU ADALAH TERANG DUNIA… AKU ADALAH ALLAH SEMESTA… TOLONG, BANGKITLAH! JANGAN PERMALUKAN NAMAKU, DENGAN TERUS MENERIAKKANNYA BERIRINGAN DENGAN TERIAKAN MEREKA YANG KELAPARAN, KEHILANGAN HARAPAN, DAN MAKIAN-MAKIAN KEPADA PENYEMBAH TUHAN”

TUHAN kita TUHAN alam semesta, DIA merindukan pengenalan akan DIA menyelubungi seluruh bumi, bukan menyelubungi gereja. DIA ingin penyembah-penyembahnya menjadi agen kasih, agen kebenaran, dan pembela keadilan di setiap bidang profesi, di setiap sudut jalan, di setiap gedung, dan menjadi pembawa perubahan di mana saja dia TUHAN tempatkan.

Tidak ada komentar: