Kamis, 08 April 2010

Stigma


Catatan ini ku tulis karena sebuah kegelisahan. Rasa iba begitu saja menguasai hatiku, saat seseorang bercerita bahwa dia begitu susah untuk bangun dari kebersalahannya. Sebab-musababnya cuma satu: TER- STIGMA.

Karena beberapa kasus, si C ini sudah di cap sebagai pembohong di kampusnya. Dalam suatu kesempatan, terbukti sudah bahwa selama ini dia telah membohongi puluhan bahkan ratusan orang dalam kurun waktu yang cukup lama. Dan kekecewaan teman-temannya tidak terbendung lagi, semua tertumpah. Dalam malu yang teramat sangat, dia menangisi kebodohannya, berjanji untuk berubah. Tetapi ternyata sangat sulit, tak ada lagi yang mempercayai setiap huruf dari kata-katanya. Setiap orang langsung mencibirnya, seolah-olah orang itu tidak pernah berbohong seumur hidupnya..

Memang tragis, kebanyakan orang bisa saja langsung mengatakan: "Wajar!! Dia sedang menuai apa yang dulu dia tabur. Biar dia membayar satu persatu dosanya."

Stigma memang kejam. Jika konsep 'menghakimi' sering kali masih diperdebatkan batasan-batasannya, bagi saya 'menstigma' adalah contoh menghakimi. Memberi vonis kepada seseorang bahwa dia tidak akan pernah bisa berubah, adalah penghakiman yang sangat keji. Memberi stigma pada seseorang, itu sama dengan memberi tanda pada dahi KAIN. Orang yang demikian, menganggap dirinya adalah ALLAH.

Menurutku, setiap orang bisa salah. Namun setiap orang juga bisa memperbaiki kesalahannya. Dia bisa berubah. Memberi stigma hanya akan menghalangi proses itu. Percayalah, terstigma itu sangat menyakitkan. Aku pernah mengalaminya.

Terkadang dengan mudahnya kita memberi label kepada seseorang, tanpa pernah menyadari bahwa segudang kelemahan juga melekat pada diri kita. Saya orang yang sering mengkritik setiap kesalahan yang saya temui. Terkadang keras, tanpa saya sadari telah menyakiti hati seseorang. Saya sadari itu sebagai sebuah kelemahan, ada yang harus diubah. Namun menstigma, itu bukan kritikan. Stigma adalah pembunuhan karakter, yang menghancurkan kesempatan bagi seseorang untuk memperbaiki diri, dan menyangkal kemampuan supernatural TUHAN untuk mengubah hati anak NYA..

Ku katakan kepada teman ku, si C, "Penstigma mu telah membunuhmu, dan hutang di balas dengan darah. Tetapi bukan olehmu, biarlah Tuhan yang membuat perhitungan dengan mereka. Kau telah membayar kesalahanmu, bahkan DIA telah melunasi hutang-hutangmu dengan darah NYA. Masakan kamu berhenti meyakini, DIA berkuasa mengubah hidupmu?? Life continues; prove that you are a new creation!"

Tidak ada komentar: