Kamis, 08 April 2010

Susno Duadji; Riwayatmu Kini..

Friday, January 8, 2010 at 11:10am

From Loser to Hero..
Mungkin begitu sebagian besar orang menyebut Sang Jenderal. Pencetus 'Buaya vs Cicak' ini kini dianggap penghianat (kira-kira begitu kesan yang saya tangkap dari pemberitaan media) gara-gara kesaksiannya di Pengadilan, yang dianggap meringankan Antasari Azhar, dan menurut pengacara AA, semakin mempertegas dugaan rekayasa kasus oleh POLRI terhadap AA. Kesaksian ini melengkapi kesaksian Williardi Wizard yang mengatakan bahwa kasus AA adalah rekayasa POLRI. Nama demi nama bermunculan, dan Susno Duadji adalah aktor terakhir yang melejit di panggung (Sandiwara) hukum Indonesia.

Dari wawancara yang saya tonton di salah satu stasiun tv swasta nasional, tersirat suatu kekecewaan dari Pak Susno terhadap perlakuan Mabes Polri kepada dirinya. Dari pemberhentiannya sebagai Ka Bareskrim POLRI yang diberitakan di media (padahal menurut Pak Susno, mutasi ditubuh POLRI tidak pernah dipublikasikan), sampai rencana penarikan fasilitas yang selama ini diberikan kepada Jendral Bintang Tiga itu telah mengusik hatinya. Susno mungkin merasa terpinggirkan, terbuang, dan disia-siakan. Bahkan (yang paling menarik bagi saya), ketika dalam wawancara Pak Susno ditanyai seputar alasan POLRI melakukan hal-hal itu, beliau menjawab, "Saya tidak tahu, tidak pernah mau bertanya... Saya ini Jendral, saya hapal betul kode etik POLRI, dan saya yakin saya tidak pernah melanggar kode itu itu... Mungkin, saya dianggap gagal 'menjatuhkan' petinggi KPK, saya tidak tahu.." (Tiap-tiap kalimat adalah potongan-potongan pernyataan dari Pak Susno).

Wow, seorang Susno berbicara bahwa ada kemungkinan masalah kriminalisasi KPK yang gagal itu menjadi alasan dari peminggirrannya dari tubuh POLRI. Arti peryataan ini bisa banyak. Apalagi sampai kini, perkara dugaan kriminalisasi KPK belum selesai, walaupun Chandra dan Bibit sudah kembali berkantor di KPK. Saya juga heran, mengapa keputusan membebaskan 2 petinggi KPK itu tidak sampai pada keputusan yang juga penting bagi seluruh masyarakat: BETUL ADA KRIMINALISASI KPK.

Apakah memang itu sudah jelas, namun mengingat kepentingan yang lebih besar (eksistensi POLRI dan KPK itu sendiri) menjadi disamarkan/dikaburkan/didiamkan? Rakyat seperti saya (mau bilang kita, friends?) menjadi bingung tujuh keliling. Belum selesai Antasari, muncul Bibit-Chandra; belum selesai itu sudah muncul lagi Perkara Bank Century; terus George Tjondro bikin sensasi dengan buku yang tidak sepadan dengan gelar PhD nya, ditambah lagi Bang Pohan yang ikut-ikutan menambah sensasi, eh ada lagi mantan Jurnalis yang mengaku ingin cari uang dengan menanggapi sensasi bikinan George; diakhiri pula oleh kelakuan berbalas pantun seorang profesor dan pemain sinetron di Gedung DPR. Bingung, semakin bingung.

Kembali ke Pak Susno, 'musuh besar' KPK itu kemarin bersalaman dengan Antasari Azhar Ketua non aktif KPK. Makin jelaslah, tidak ada kawan atau lawan yang abadi, yang ada hanyalah kepentingan. Saya tidak berlama-lama mengomentari isi kesaksian pak Susno, yang kemarin dianggap sudah menjauh dari hanggar POLRI, dan kini berlabuh di pelabuhan hati sekelompok masyarakat pendukung KPK. Yang ingin saya katakan, betapa perilaku para petinggi itu adalah cerminan pribadi masyarakat kita. Kebohongan, muka dua, saling memaki, menggunakan kesempatan apapun untuk menjatuhkan lawan politi, yang entah esok atau tahun depan menjadi sekongkol utama nya untuk melirik pelabuhan lain yang lebih ramai dan menjanjikan.

Ah, saya kembali lagi ke GUS DUR, sambil meneriakkan : 'Berpolitik (politik kan ada disetiap bidang kehidupan) jangan untuk kepentingan diri atau kelompok."
Ada lagi yang lebih indah, kata BApak saya, " Suatu hari nanti kita akan dipaksa membuka topeng, suka-atau tidak suka, dan saat itu saya akan tertawa, wajah saya yang jelek ini ternyata lebih ganteng dari orang lain."
Saya menangis, "Bapak, ajarkan saya untuk membuang jauh-jauh sandiwara dan kepura-puraan! Ajarkan saya untuk tulus belajar hanya untuk berguna bagi orang lain!"
"Insya Allah, kata bapak saya dari sana.."

Tidak ada komentar: