Kamis, 08 April 2010

KEJAM


Sajak ini saya kutip dari buku nya John Stott (Isu-isu Global), judulnya saya berikan sendiri.
Ceritanya, ada seorang perempuan malang yang tidak punya tempat berteduh, melapor kepada pendeta akan kondisinya, namun dengan mimik tulus dan serius, namun terlalu sibuk untuk langsung membantu, pendeta itu berjanji akan mendoakannya. Dengan sangat kecewa, perempuan itu meninggalkan gereja, dan menuliskan sajak ini.

Saya berharap sajak ini seolah-olah di serukan ke telinga kita, oleh 'dunia' yang gemetar kelaparan, kedinginan, dan penuh harap menantikan kasih nyata kita.
Sajak ini, bagi saya adalah cerminan, betapa terkadang keberagamaan ku bukan menjadi berkat, malah batu sandungan bagi orang lain.

Saya kelaparan,
dan anda membentuk kelompok diskusi untuk membicarakan kelaparan saya.

Saya terpenjara,
dan anda menyelinap ke kapel anda untuk berdoa bagi kebebasan saya.

Saya telanjang,
dan anda mempertanyakan dalam hati akan kelayakan penampilan saya.

Saya sakit,
dan anda berlutut menaikkan syukur kepada Allah atas kesehatan anda.

Saya tak mempunyai tempat berteduh,
dan anda berkotbah kepada saya tentang kasih Allah sebagai tempat berteduh spiritual.

Saya kesepian,
dan anda meninggalkan saya sendirian untuk berdoa bagi saya.

Anda kelihatan begitu suci, begitu dekat kepada Allah.
TApi saya tetap amat lapar -dan kesepian- dan kedinginan.

Tidak ada komentar: